PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Panca
indera manusia
memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas. Oleh karena itu banyak masalah
mengenai benda atau organisme yang akan diamati hanya dapat diperiksa dengan
menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering dipakai dalam
pengamatan, terutama dalam bidang biologi adalah Mikroskop
(Winatasasmita,
1986).
Mikroskop
(bahasa Yunani: micros =
kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang
terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu
yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi,
dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu
mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting
dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi (Pramesti,
2000).
Salah
satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah Antonie Van
Leeuwenhock (1632-1723) . Tahun 1675 Antonie membuat mikroskop dengan kualitas
lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga ia bisa
mengamati mikroorganisme yang terdapat pada air hujan yang menggenang dan air
jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan gigi
(Purba, 1999).
Terdapat berbagai tipe
mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu dan dengan
berbagai macam kelengkapannya pula. Mikroskop yang sering digunakan dalam biologi
adalah mikroskop cahaya, Baik yang berlensa okuler tunggal atau dikenal dengan
mikroskop monokuler, maupun yang berlensa okoler ganda atau yang disebut
mikroskop binokuler (Krisno, 2011).
Benda atau organisme
yang akan diamati dengan mikroskop cahaya harus berukuran kecil dan tipis, agar
dapat ditembus oleh cahaya (sinar matahari atau lampu).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenali bagian-bagaian dari mikroskop, memahami fungsi, dan terampil menggunakannya.
TINJAUAN
PUSTAKA
Mikroskop
ditemukan pertama
kali oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723)
seorang ahli mikrobiologi yang berkebangsaan Belanda.
Beliau membuat mikroskop
dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa
sehingga ia bisa mengamati mikroorganisme yang lebih kecil
dan tak kasat mata (Purba, 1999).
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa
cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler
(dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran
yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut
gagang putar (Volk, 1984).
Terdapat
berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu
dan dengan berbagai macam kelengkapannya pula. Benda atau
organisme yang akan diamati dengan mikroskop harus brukuran kecil dan tipis
agar dapat ditembus oleh cahaya.
Macam-macam mikroskop, yaitu :
a. Mikroskop
Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai
perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh
dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga
sistem lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan
kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak
pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk
lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung
bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja
mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah
kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.
b. Mikroskop Stereo
Mikroskop
stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang
berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30
kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga
dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya (Champbell, 2000).
c. Mikroskop Pendar
Mikroskop pender
ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau antigen (seperti bakteri,
ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknik ini protein antibodi yang
khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau
dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi antibodi-antigen itu besifat
khas, maka peristiwa pendar akan terjadi apabila antigen yang dimaksud ada dan
dilihat oleh antibodi yang ditandai dengan pewarna pendar (Volk, 1984).
d. Mikroskop Medan
Gelap
Mikroskop ini digunakan untuk mengamati bakteri hidup,
khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya pisah
mikroskop majemuk.
e. Mikroskop Fase Kontras
Mikroskop ini
digunakan untuk mengamati benda hidup dalam keadaan alaminya, tanpa menggunakan
bahan pewarna. Pada bawah meja objeknya dan pada lensa objektifnya terpasang
perlengkapan fase kontras (Volk, 1984).
f. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron mempunyai
perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai pengganti cahaya.
Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM)
dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk studi detil
arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek diamati secara
tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur detil internal
sel.
g. Mikroskop
Elektron Pemayaran
Mikroskop ini
menggunakan berkas elektron, tetapi yang seharusnya ditransmisikan secara
serempak ke seluruh medan elektron difokuskan sebagai titik yang sangat kecil
dan dapat digerakkan maju mundur pada spesimen (Winatasasmita, 1986).
Struktur mikroskop
Ada dua bagian utama yang umumnya
menyusun mikroskop, yaitu:
1.
Bagian optik, yang terdiri dari
kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
2.
Bagian non-optik, yang terdiri
dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar,
penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.
Pembesaran
Tujuan mikroskop cahaya dan elektron
adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop lebih besar.
Pembesaran ini tergantung pada berbagai faktor, diantaranya titik fokus kedua
lensa (objektif f1 dan okuler f2), panjang tubulus atau jarak (t) lensa
objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang mata normal
(sn).
Rumus :
BAHAN DAN METODE
Alat
dan Bahan
Alat
Alat – alat yang
digunakan pada praktikum pengenalan mikroskop klai ini adalah mikroskop cahaya
monokuler, kaca benda, kaca penutup, pinset, pipet tetes, dll.
Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini
adalah air dan preparat. Preparat digunakan sebagai bahan yang akan diamati
pada mikroskop. Air digunakan untuk membasahi preparat yang diletakkan pada
kaca benda.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, pada hari Jumat tanggal 21
September 2012 pada pukul 14.00-16.00 WITA.
Prosedur Kerja
1.
Memelihara Mikroskop
a.
Mikroskop harus selalu dibongkar dan dibawa dalam posisi tegak.
b.
Aturlah kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung lensa objektif
lemah berjarak ±1 cm dari atas meja benda.
c.
Aturlah penjepit sediaan dengan rapi dan cermin pada posisi tegak agar
debu tidak banyak menempel.
d.
Setiap akan menggunakan mikroskop, bersihkan lensa atau bagian lainnya
dengan kain lap bersih dari bahan yang halus (flannel).
2.
Mencari Bidang Penglihatan
a.
Tabung dinaikkan
menggunakan makrometer (pemutar kasar), sehingga lensa objektif tidak membentur
meja atau panggung bila revolver diputar-putar.
b.
Tempatkan lensa
objektif pembesaran lemah (4x atau 10x) dengan memutar revolver sampai berbunyi
klik (posisinya satu poros dengan lensa okuler).
c.
Bukalah diafragma
sebesar-besarnya dengan menarik tangkainya ke belakang.
d.
Mengatur letak
cermin sedemikian rupa ke arah cahaya, sehingga terlihat lingkaran (lapangan
pandang) yang sangat terang di dalam lensa okuler. Mikroskop siap digunakan.
3.
Mencari Bayangan Sediaan
a.
Naikkan tabung
mikroskop menggunakan makrometer, sehingga jarak antara lensa objektif dengan
permukaan meja ± 3 cm.
b.
Letakkan sediaan
yang akan diamati di tengan-tengah lubang meja benda, menggunakan penjepit
sediaan agar tidak tergeser.
c.
Putar makrometer ke
belakang sampai penuh (hati-hati), sambil menempatkan roda sediaan tepat di
bawah lensa objektif, hingga jarak antara ujung lensa objektif dengan permukaan
atas kaca penutup hanya ± 1 mm.
d.
Membidik mata ke
lensa okuler.
e.
Untuk mendapatkan
pembesaran yang kuat, putar revoler dan lensa objektif yang sesuai.
4.
Pengukuran Mikrometer
Untuk
mengetahui ukuran objek yang diamati dengan mikroskop dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu yang disebut mikrometer objektif dan mikrometer okuler.
5.
Menggambar Hasil
Hasil
pengamatan dengan mikroskop dapat dituangkan dalam bentuk gambar, yang
dilakukan dengan alat fotografi atau dengan tangan (manual) diserati dengan
judul dan keterangan.
Pembahasan
Mikroskop adalah
salah satu alat yang sering digunakan dalam pengamatan, terutama dalam bidang
biologi. Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang
sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang sangat halus sekalipun.
Berdasarkan konstruksi dan kegunaan, mikroskop cahaya
dapat dibagi atas 4 macam, yaitu mikroskop biologi, stereo, metalurgi, dan fotografi. Sedangkan
mikroskop elektron dibagi atas mikroskop elektron transmisi dan
skaning. Bagian mikroskop yang berperan penting dalam
penggunaan adalah bagian yang mengatur perbesaran dan
mengatur cahaya (Pramesti,
2000).
Perbesaran yang dicapai suatu mikroskop cahaya adalah
hasil kerja dua sistem lensa yaitu lensa objektif yang terdekat dengan cermin dan
lensa okuler terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat
dengan mata. Sistem lensa
objektif memberikan
perbesaran mula-mula dan mengahasilkan bayangan nyata, pada gilirannya diperbesar oleh lensa okuler untuk menghasilkan bayangan
maya yang kita lihat (Volk, 1984).
Berdasarkan dari hasil praktikum yang dilakukan mikroskop terdiri atas
bagian-bagian yang masing-masing bagian tersebut mempunyai fungsi tersendiri.
Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang bersifat maya dan tegak.
Lensa objektif berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x,
10x, 40x dan 100x. Kondensor berfungsi untuk mengatur bayangan yang akan
diamati atau untuk menaikkan dan menurunkan kondensor. Reflektor berfungsi
untuk menerima cahaya yang masuk atau dapat memperjelas cahaya yang akan
datang. Tubuh mikroskop berfungsi untuk tempat terjadinya proses bayangan
antara lensa objektif dengan lensa okuler. Makrofokus berfungsi untuk mengatur
jarak okuler objektif sehingga tepat fokusnya secara kasar dan jelas.
Mikrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler sehingga tepat fokusnya secara
tajam. Revolver berfungsi sebagai tempat lensa objektif. Meja objek berfungsi
untuk meletakkan preparat yang akan diamati. Penjepit berfungsi untuk
memperkokoh kedudukan preparat agar tidak goyang. Pengatur kondensor berfungsi
sebagai pengatur letak lensa kondensor terhadap preparat. Pemegang(lengan)
berfungsi untuk memegang mikroskop. Diafragma berfungsi mengatur cahaya yang
masuk dalam mikroskop. Kaki atau dasar berfungsi untuk memperkokoh kedudukan
mikroskop. Sekrup engsel berfungsi menyesuaikan mikroskop yang baik.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Dari
percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Mikroskop
adalah alat yang di gunakan untuk melihat, meneliti
atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil
menjadi lebih besar dari aslinya.
2. Mikroskop
memiliki bagian-bagian tertentu yang
masing-masing dari bagian tersebut memiliki fungsi yang jelas berbeda. Dari
beberapa bagian mikroskop tersebut, diantaranya yaitu;
lensa okuler, tabung, makrometer, mikrometer, lensa obyektif, penjepit,
diafragma, panggung, cermin, kaki/dasar, dan lengan/tangakai mikroskop.
Saran
Sebaiknya didalam
pelaksanaan praktikum kali ini, waktu yang telah ditetapkan digunakan
sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diinginkan. Juga jangan lupa untuk memperhatikan bagian-bagian dari mikroskop
apakah dalam keadaan baik dan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N, A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid
I. Erlangga. Jakarta.
Krisno, A. 2011. Perkembangan mikroskop sebagai penemu sejarah mikrobiologi. http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/14/perkembangan-mikroskop-sebagai-penemu-sejarah-mikrobiologi. Diakses
tanggal 23 September 2012.
Pramesti, H, T. 2000. Mikroskop dan Sel FK. Unlam. Banjarbaru.
Purba, M. 1999. Kimia. Erlangga. Jakarta.
Volk dan Wheeler.
1984. Mikrobiologi
Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlangga.
Jakarta.
Winatasasmita, D. 1986. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Terima kasih ilmunya ..
BalasHapusTerima kasih ilmunya ..
BalasHapusSpinning and Titanium is a conductor in a steel and spade
BalasHapusThe Spinning omega titanium and Tioga steel and spade-tinting babyliss pro titanium flat iron metal plates are designed to conduct magnetic titanium jewelry piercing energy and mens titanium braclets resist corrosion. gold titanium alloy